Rabu, 27 April 2011

kembali lagi ke kenapa !

selalu kenapa?
sedih hati ini
marah hati ini
kecewa
putus asa
benci
suatu hal yang tak dapat aku ungkapkan
selalu bertanya kenapa selalu menjadi seperti ini
apa yang ada dalam benakku selalu tidak sejalan dengan benak kenyataan
apa yang aku inginkan serring kali berbeda dengan apa yang kenyataan inginkan
apa yang salah
apa yang bertentangan
siapa?
siapa yang salah?
aku?
aku yang salah?
kenapa?
kenapa aku salah lagi?
kenapa tidak ada yang menjawab?
kenapa kenapa kenapa aku bertanya lagi?
padahal tidak pernah ada yang menjawab.

Minggu, 27 Februari 2011

Syair persembahan untuk MAMA tercinta .

Mama, kau yang selalu aku cintai

Dalam setiap butir doaku selalu aku sertakan dirimu

Mama, aku anakmu yang selalu mencintaimu

Mama, aku anakmu yang selalu merindukanmu

Ketika aku menangis kau hapus air mata ku
Ketika aku bersedih kau dekap hangat tubuh ku
Ketika hati ini pilu kau selalu menyambutku

Mama, yang aku cintai sampai mati

Kasihmu buatku selalu membutuhkan mu
Cintamu buatku selalu ingin bersamamu

Mama, yang aku sayangi dan aku kasihi

Kau ada dalam suka dan duka ku
Kau belai hangat aku ketika aku lemah
Kau usap keringatku ketika aku dahaga
Kau sembuhkanku ketika aku terluka

Mama, yang begitu sangat aku rindukan malam ini

Mengapa kau terasa begitu jauh saat ku ingin kau disampingku
Mengapa tidak tergapai tanganmu saat ku ingin kau memelukku

Mama, kau yang akan selalu di hati ini

Aku tidak akan pernah bisa membayangkan jika kau tiada untukku lagi
Aku tidak akan pernah bangun dan akan terus terjatuh jika kau tak ada memelukku lagi

Mama tahukah engkau

Aku anakmu yang begitu sayang padamu
Rela melakukan apapun termasuk melawan ego ku
Rela untuk menolak keinginan terbesarku

Aku anakmu yang nakal ingin memberi setitik kebahagiaan untuk mu

Aku anakmu yang selalu buatmu kesal ingin membekaskan kebanggaan

Aku anakmu yang pernah buat air matamu jatuh di pipi lembutmu ingin membuat simpul senyumanmu pada ku ini anakmu

Dan tahukah mama
Aku anakmu mencintaimu melebihi nyawa yang aku miliki .

Ter-untuk MAMA yang melahirkan aku ke dunia, merawat dan menjaga ku hingga aku sekarang, LOVE YOU MOM :'*

Bersyukurlah kepada-Nya !

ya Allah Alhamdulillah begitu indahnya kenikmatan yang Kau berikan.
dari mulai ujung kuku kaki ini sampai ke ujung ratmbutku.
tertanam semua hal yang tidak akan ter bayangkan oleh kejeniusan seseorang yang paling jenius dimuka bumi ini.
begitu adil setiap hidup yang Kau berikan.
begitu selalu ada yang terbaik apapun yang akan Kau berikan.
begitu harus kita bersyukur atas apa yang Kau berikan.

Sabtu, 19 Februari 2011

Secerah hari ini sekelabu hati ini

Panas
Menyengat
Matahari
Langit tanpa awan tak bisa menyerap pancaran ultra violet nya
Aku walau dilapisi atap tetap merasa bagitu panasnya hari ini
Aku tatap langit-langit putih
Aku lihat langit membiru
Keringat menetes tanpa aktivitas
Ada yang hitam
Pekat
Kelabu mengandung asam
Menyelimuti hari cerah berganti mendung
Tetesan-tetesan air mulai membasahi
Menjadi penyejuk dahaga
Aku membuka mata
Ternyata hari masih panas
Langit masih cerah dan tetap membiru
Bukan hari yang berubah
Tapi aku
Aku mendapati basah dikelopak mataku
Secerah hari ini sekelabu hati ini.

Setipis apa kertas itu.

Bagai kertas yang tipis
Suasana hati bisa berubah
Dalam hitungan detik
Tersenyumlah aku saat ini
Dan aku tak tau apa sebabnya
Dan detik selanjutnya aku bermuram durja
Tanpa aku tau apakah penyebanya
Hitungan detik kemudian aku termenung
Dan terhitung hanya beberapa detik
Dan saat ini aku tertawa
Menertawakan tangisanku sendiri.

Jumat, 18 Februari 2011

Sepercik Perasaan part 1

Ketika malam bangun dari tidurnya dan bulan menampakkan keindahannya, aku berdecak kagum.
Sekelebat pikiranku tampak hitam, suram dan muram.
Terlalu banyak kesedihan yang aku pikirkan, terlalu aku mengkasihani diri dan frustasi karena ini.
Entah karena terlalu mendramatisir keadaan atau memang aku ini  menyedihkan.
Ingin menyalahkan tapi siapa yang harus disalahkan? kalaupun ada, itulah tandanya orang yang tidak bersyukur.
Menangis hanya membuatku semakin jatuh dalam keterpurukan, tapi untuk tersenyum rasanya syaraf mulutku telah mati rasa.
Bayangan-bayangan masa lalu yang menyenangkan tanpa beban seperti ini, begitu aku rindukan.
Aku kerap mensyukuri pilihan yang telah aku jalani namun menyesali mengapa harus aku memilih itu.
Memang tidak ada paksaan dalam prosesnya, aku yang memaksakan untuk menerima itu, tapi aku kembali menyesali itu.
Menangis bukan sesuatu yang dapat menghibur, bahkan hanya memperburuk kegalauan, tapi adalah obat penenang untuk seseorang yang sekarat seperti aku.
Dalam keadaan tertentu aku membutuhkan seseorang selain jasad nyawaku, tapi aku selalu menganggap mereka tidak pandai menjadi apa yang aku butuhkan.
Terlalu banyak penyangkalan dalam perasaan ini.
Itulah sebabnya aku terperangkap dalam kegalauan yang dahsyat.
Menangis tidak akan menyelesaikan semua ini, tapi adalah hal yang sangat aku butuhkan detik ini.